Tips Bagi Ibu Agar Sukses Lakukan Weaning With Love


Menyapih anak dengan cinta atau dikenal juga dengan istilah weaning with love (WWL) jadi hal yang susah-susah gampang dilakukan ibu. Nah, agar cara menyapih seperti itu berhasil, ada trik yang dapat dilakukan.

Memang, menyapih tidak harus dilakukan saat anak berusia 2 tahun, tetapi lakukanlah saat Bunda dan si kecil siap, demikian disampaikan dr Meta Hanindita SpA. Agar proses WWL berhasil, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ibu.

"Pertama, yakinkan diri bahwa kedua belah pihak baik ibu dan anak sudah siap untuk menyapih dan disapih. Tanda anak sudah siap disapih misalnya dia udah ngerti kalau nggak minum ASI lagi, nggak harus tidur sambil nyusu misalnya. Intinya sudah bisa lepas dari ASI," kata dr Meta seperti dikutip dari bukunya 'Play and Learn'.

dr Meta mengatakan kesiapan emosi ibu juga penting. Agar ibu siap menyapih, dr Meta menyarankan coba katakan pada anak beberapa bulan sebelumnya jika nanti ia sudah berusia 2 tahun maka anak sudah tidak menyusu lagi.

"Dulu anak saya siap disapih tapi saya tidak. Bolak-balik ngerayu apa si kakak nggak mau nyusu lagi. Tapi anak saya bilang dengan tegas nggak mau karena dia sudah 2 tahun. Ya saya galau tapi cuma sebentar, habis gitu ya siap," kata dr Meta saat berbincang detikHealth.

Setelah ibu dan anak siap, jangan bosan memberi afirmasi positif pada anak. Berikan pengertian pada anak mengapa ibu harus menyapihnya. Jangan lupa pula tunjukkan pada anak jika setelah disapih, ia masih bisa selalu berada di dekatnya meski anak sudah tidak menyusu.

Tapi, Bunda jangan lupa membuktikannya ya. Misalnya, rutinlah mengajak anak bonding time dengan selalu mengajaknya bermain, demikian dikatakan dr Meta yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini. Sebagai ibu dari satu anak, dr Meta tak memungkiri jika waktu terberat menyapih anak yakni menjelang si kecil tidur karena di waktu itulah anak biasanya minta menyusu.

"Untuk itu, isilah dengan aktivitas yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatiannya, seperti mendongeng atau nyanyikan lagu-lagu untuk anak," kata dr Meta.

Jika anak masih menangis, coba gendong dia lalu susui dengan gelas atau botol jika memang anak belum terlatih minum susu menggunakan gelas. Hal ini penting dilakukan agar anak merasa tetap disayang dan diperhatikan.

"Terakhir, kuatkan tekad Anda ya karena semua ini juga demi kemandirian anak," pungkas dr Meta.

Apa Kabar Proses Pembuatan e-KTP, Sudah Bisa Cepat?


Jakarta - Proses pembuatan e-KTP bagi warga berkejaran dengan waktu. Akhir September mendatang seluruh masyarakat harus sudah mempunyai e-KTP. Bukan apa-apa untuk urusan perbankan, pembuatan SIM, BPJS, dan lainnya mesti memakai e-KTP.

Tapi rupanya, jauh panggang dari api. Ketika masyarakat bersemangat membuat e-KTP dan berharap bisa sehari jadi seperti membuat SIM, malahan disebutkan akan jadi dua, tiga atau beberapa bulan ke depan.

Petugas kelurahan dan kecamatan yang detikcom datangi pada Selasa (23/8) di kawasan Bekasi, Jakarta, Depok, Kabupaten Bogor, Tangerang Selatan, hingga Kota Bandung menjawab kompak. Blanko kosong atau juga kekurangan. Tak bisa e-KTP jadi cepat sesuai standar 14 hari.

Kemudian juga, tak rata aturan yang berlaku soal syarat membuat e-KTP. Kemendagri menyebut hanya cukup membawa kartu keluarga (KK), tetapi malahan ada beberapa kelurahan dan kecamatan yang tetap meminta pengantar RT/RW.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif sudah memastikan bahwa syarat e-KTP cukup KK saja. Dan blanko sudah dikirim ke berbagai Disdukcapil. Dia memastikan blanko mencukupi.

Apa yang disampaikan Zudan rasanya memberi harapan. Semoga saja bukan sekedar ucapan, tapi benar-benar dirasakan warga yang penuh semangat membuat e-KTP datang ke kelurahan dan kecamatan.

Karena seperti disampaikan Presiden Jokowi berkali-kali, pemerintah harus bisa melayani warga dengan kerja, kerja, dan kerja.